Assalamualaikum...
Sudah sangat lama tidak menulis, terakhir posting tgl 24 Januari yang berarti sudah hampir 5 bulan tidak berbagi pengalaman. Begitu banyak yang dilalui selama hampir 5 bulan tersebut yang insyallah akan aku cicil tiap minggu untuk sharing. Terakhir posting tentang hasil HSG dan tes sperma bagian dari program hamil ku tapi kok postingan kali ini umroh judulnya?? hehe iya aku dan suami sudah merencakan umroh lebih dari 8 bulan yang lalu dan alhamdulilah telah dilalui dengan lancar pada Februari 2017 lalu. Aku dan kedua orangtuaku (saat alm bapak masih ada tahun 2013) sangat ingin menunaikan ibadah umroh lagi (sebelumnya kami berangkat berlima dengan kakakku tahun 2000) keinginan hanya tinggal keinginan karena kesehatan bapakku menurun dan akhirnya dipanggil yang maha kuasa pada tahun 2014. Aku dan ibuku masih menyimpan keinginan tersebut sampai pada tahun 2016 aku dan ibu berniat untuk berangkat umroh, sehingga aku mengajak salah satu kakak lelaki dan kakak perempuanku. Jadilah kami memutuskan untuk menggunakan Abu Tour dari Jakarta karena kebetulan kakak-kakakku tinggal di Bekasi dan Bogor.
Jumat 18 Februari Ibu dan kakakku berangkat dari semarang naik mobil lalu menjemputku di Cirebon, perjalanan dilanjutkan menuju kota Bogor kerumah kakak perempuanku untuk istirahat. Keesokan harinya, aku ibu dan kakakku cek dan ricek lagi barang-barang yang akan dibawa umroh. Setelah dinyatakan lengkap semua dan tidak yang tertinggal selanjutnya hanya menyiapkan fisik karena minggu dini hari sudah harus berangkat ke Bandara Soekarno Hatta untuk berkumpul dengan rombongan lain. Dijadwalkan berangkat dengan pesawat Qatar pukul sembilan pagi sebelum subuh sudah diharuskan kumpul di depan mushola terminal 2F karena adanya pembagian paspor, tiket dan ID card. Hari yang dinantikan tiba juga, aku suami ibu kedua kakakku serta kakak iparku sudah berkumpul di tempat yang ditentukan pihak tur. Pembagian paspor, tiket dan ID card dilanjutkan solat subuh. Karena mushola di terminal 2F hanya ada satu dan pada saat itu yang berangkat umroh bukan hanya dari Abu tour jadilah mushola penuh sepenuh penuhnya. Akhirnya aku dan kakak perempuanku memutuskan solat di sebuah ruangan di bawah mushola dekat dengan toilet, tapi karena aku dan kakakku tidak ada yang membawa sajadah akhirnya kami solat di atas kursi panjang (pengalaman yang tak terlupakan olehku, sehingga aku menuliskannya juga di sini ๐). Selanjutnya setelah drama solat subuh, kami sekeluarga menyantap sarapan yang sudah disiapkan oleh pihak tur. Usai sarapan kami diarahkan menuju tempat boarding untuk menimbang koper kami masing-masing. Aku sekeluarga langsung mengamankan koper kami masing-masing dan mengantri. Sambil menunggu giliran kami semua berdoa agar bagasinya tidak overload (haha baru berangkat sudah takut overload). Saat tiba giliran koper kami masuk alhamdulilah semua lolos sambil di ingat-ingat berapa berat koper masing-masing karena saat pulang pasti beratnya akan bertambah. hihi
Setelah perjalanan yang cukup melelahkan, 10 jam (dengan transit di Doha Qatar) kami tiba di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, sesampainya di Jeddah kami mengantri di imigrasi yang masyallah kelakuan dari petugas imigrasi di sini sangat sangat membuat kami yang hendak beribadah harus super bersabar dan banyak-banyak istighfar. haha. Sebelumnya kakakku sudah pernah menceritakan si kalo petugas imigrasi di Jeddah sangat menyebalkan, bagaimana tidak antriannya mengular begitu panjang tapi mereka tidak segera menyelesaikan pekerjaan, yang para petugas lakukan adalah bersantai-santai mengobrol dengan temannya, bikin kopi nyeruput kopi padahal di depannya ada jamaah yang sudah siap difoto dan menunggu paspornya diserahkan kembali. Setelah kurang lebih satu jam mengantri akhirnya keluar bandara juga (terimakasih ya Allah, alhamdulilah cobaan pertama sudah lewat haha). Oiya untuk cerita perjalanan menggunakan Qatar Airways insyallah dibuatkan postingan sendiri ya. Ternyata perjalanan kami belumlah berakhir, karena memang kami dijadwalkan untuk mengunjungi kota Madinah terlebih dahulu sebelum berumroh. Dari pesawat pindah ke bis, perjalanan darat dilanjutkan menuju kota Madinah selama 4 jam. Selama di bis aku berusaha memejamkan mata, karena jetlag berat tapi ga bisa. Jadilah aku hanya merem-merem ayam. Oiya selama di Arab aku menggunakan nomor STC, aku membelinya di bandara Jeddah aku minta tolong yang jual untuk mendaftarkan paket internet. Aku lupa harganya, tapi sebaiknya jika ingin membeli nomor lokal beli di bandara karena paspor kita akan dikumpulkan ke tour guide selama kita berada di sana. Sedangkan untuk membeli nomor lokal harus menggunakan paspor untuk registrasi. Biasanya si para petugas-petugas catering di hotel ada yang jual, tapi harganya lebih mahal. Suamiku tidak ikut membeli saat di bandara jadi suamiku beli sama mas-mas catering hotel gitu yang jatuhnya lebih mahal, tapi mau gimana lagi kita butuh. Karena paspor ditahan ga bisa beli nomer sendiri meskipun yang jual nomer lokal di dekat hotel banyak sekali.
Senin 20 Februari setelah kurang lebih empat jam perjalanan kami sampai di Madinah, pancaran lampu-lampu dari masjid nabawi sudah terlihat dan tanpa terasa aku menitikkan air mata terharu banget rasanya ya Allah ya Rabb aku bisa berkunjung ke sini lagi bareng suami, ibu dan kakak-kakakku pula. Bis terus melaju menuju hotel yang akan aku tempati, dan ternyata subhanallah hotelnya dekat sekali dengan masjid nabawi. Saat turun dari bis pintu-pintu gerbang masjid yang besar terlihat jelas dari depan masjid, sangat dekat dan kembali bahagia yang tak terbendung sangat terharu. Sesampainya di hotel langsung dibagikan kunci kamar, cari-cari koper dan saat berjumpa dengan koperku hiks koperku rusak dong rodanya hilang satu ๐ขcobaan kedua hadir dan yasudahlah dengan susah payah bawa tu koper ke kamar. Setelah selesai meletakan semua barang-barang, kami sekeluarga bergegas menuju masjid nabawi untuk melaksanakan solat maghrib dan isya. Ya kan memang ingin solat di masjid nabawi saja, alhamdulilah masih ada waktu. Dini hari suasana di masjid nabawi begitu sepi dan tenang. Seusai solat sebenarnya ingin menunggu waktu subuh sekalian, tapi entah mengapa kami disuruh keluar para askar karena sepertinya masjid hendak dibersihkan. Sehingga akhirnya kami keluar dan berfoto-foto bersama, dan berjalan kembali menuju hotel untuk melanjutkan tidur ayam karena waktu sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Ya yang artinya sebentar lagi akan memasuki waktu subuh. Benar saja kami hanya memejamkan mata sebentar dan sudah adzan subuh, kami bergegas menuju masjid nabawi lagi (alhamdulilah sekali jarak hotel kami benar-benar hanya sekitar 50 meter) usai melaksanakan solat subuh kami kembali ke hotel untuk menunggu waktu sarapan dengan beristirahat karena badan belum benar-benar beristirahat. Alhamdulilah kami tidak pernah melewatkan solat berjamaah di masjid nabawi, kami mengambil paket umroh 12 hari sehingga kami akan berada di madinah sekitar 4 hari.
Selasa 21 Februari rutinitas setiap hari nya sama, namun hari ini rombongan abu tour mengadakan ziarah dalam yaitu menuju raudah. Dibagi menjadi dua kelompok, ya yang ibu-ibu sendiri yang bapak-bapak sendiri kalo di masjid nabawi tertib ibu-ibu dan bapak dipisah sedang di masjidil haram campur karena masjid tersebut digunakan untuk ibadah umroh juga. Setelah sarapan, rombongan ibu-ibu menuju masjid nabawi dengan sebelumnya sudah mengambil wudu karena sangat disarankan solat sunah di depan raudah di karpet yang berwarna hijau. Raudah merupakan (definisi mudah saya saja ya, kalo ada kesalahan mohon dikoreksi) sebuah tempat berdoa yang mustajab, tempat ini terletak diantara makam nabi Muhammad SAW dan mimbar beliau. Yang ditandai dengan karpet berwarna hijau. Untuk solat disini masyallah rebutannya dengan jamaah lain, tidak begitu kusyuk saat solat di sini. Namun air mata pecah lagi memang saat merasakan atmosfernya, berada di dekat makam nabi mengucap salam dan alhamdulilah masih bisa melaksanakan solat sunah di sana. Nah di sini aku memanjatkan doa khusus agar Allah bersedia memberikan aku dan suami keturunan tentunya disertai doa-doa lain hehe. Yang jelas pengalaman religi yang sangat mengharukan berada di sini. Oiya, situasi masjid nabawi saat dini hari dengan pagi hingga malam hari sangat berbeda hehe begitu usai solat subuh menjelang selesai solat isya masyallah ramainya orang-orang duduk di pelataran sangat berbeda saat dini hari begitu tenang dan sepi.
Aku rasa ini postingan terlalu panjang ya, nanti bosen lagi bacanya jadi aku lanjut di postingan berikutnya saja ya masih ada 2 hari lagi cerita umroh selama di madinah.
Wassalamualaikum
menurutku ungkapan sabar itu ada batasnya tidak benar, jika ia berbatas maka itu bukan sabar karena sabar itu tidak berbatas ๐ teruslah bersabar karena Allah bersama orang-orang yang sabar
Selasa 21 Februari rutinitas setiap hari nya sama, namun hari ini rombongan abu tour mengadakan ziarah dalam yaitu menuju raudah. Dibagi menjadi dua kelompok, ya yang ibu-ibu sendiri yang bapak-bapak sendiri kalo di masjid nabawi tertib ibu-ibu dan bapak dipisah sedang di masjidil haram campur karena masjid tersebut digunakan untuk ibadah umroh juga. Setelah sarapan, rombongan ibu-ibu menuju masjid nabawi dengan sebelumnya sudah mengambil wudu karena sangat disarankan solat sunah di depan raudah di karpet yang berwarna hijau. Raudah merupakan (definisi mudah saya saja ya, kalo ada kesalahan mohon dikoreksi) sebuah tempat berdoa yang mustajab, tempat ini terletak diantara makam nabi Muhammad SAW dan mimbar beliau. Yang ditandai dengan karpet berwarna hijau. Untuk solat disini masyallah rebutannya dengan jamaah lain, tidak begitu kusyuk saat solat di sini. Namun air mata pecah lagi memang saat merasakan atmosfernya, berada di dekat makam nabi mengucap salam dan alhamdulilah masih bisa melaksanakan solat sunah di sana. Nah di sini aku memanjatkan doa khusus agar Allah bersedia memberikan aku dan suami keturunan tentunya disertai doa-doa lain hehe. Yang jelas pengalaman religi yang sangat mengharukan berada di sini. Oiya, situasi masjid nabawi saat dini hari dengan pagi hingga malam hari sangat berbeda hehe begitu usai solat subuh menjelang selesai solat isya masyallah ramainya orang-orang duduk di pelataran sangat berbeda saat dini hari begitu tenang dan sepi.
Aku rasa ini postingan terlalu panjang ya, nanti bosen lagi bacanya jadi aku lanjut di postingan berikutnya saja ya masih ada 2 hari lagi cerita umroh selama di madinah.
Wassalamualaikum
menurutku ungkapan sabar itu ada batasnya tidak benar, jika ia berbatas maka itu bukan sabar karena sabar itu tidak berbatas ๐ teruslah bersabar karena Allah bersama orang-orang yang sabar





